You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Simoangin-angin
Desa Simoangin-angin

Kec. Wonoayu, Kab. Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Sejarah Desa Simoangin-angin

Operator 08 Maret 2024 Dibaca 88 Kali

Desa Simoangin-angin terdiri dari 4 dusun, yaitu Dusun Simo, Ngangin, Bendomalang, dan Pejagalan. Setiap dusun mempunyai adat, tradisi, dan cerita yang berbeda-beda juga.

Dimulai dari dusun yang berada di Barat Daya Desa Simoangin-angin, yaitu Dusun Simo. Mbah Jogo Regso atau Syech Abdul Rohman adalah yang pertama kali melakukan babad Dusun Simo. Petilasannya masih dilestarikan hingga kini. letaknya berada di Punden Dusun Simo. Oleh masyarakat sering disebut dengan Krapyak.

Pada zaman dahulu sebelum masuk penjajah dari bangsa-bangsa luar, Dusun Simo merupakan hutan belantara yang sangat angker. Sehingga hampir tidak ada yang berani masuk ke hutan tersebut. Terlebih lagi di dalamnya terdapat banyak hewan buas seperti singa atau macan yang siap menerkam siapapun yang memasuki hutan.

Mbah Jogo Regso lah yang berani hadir dan mengubah hutan tersebut sebagai pemukiman yang selanjutnya diberi nama Simo yang berarti singa.

Sebelah Utara Dusun Simo terdapat Dusun Ngangin. Babad Dusun Ngangin dilakukan oleh Mbah Sumo. Petilasannya berada di dalam Makam Dusun Ngangin, sebelah Barat Masjid Baitul Hidayah. Sama seperti Dusun Simo, dahulunya Dusun Ngangin masih berupa hutan belantara angker yang terkenal dengan anginnya yang begitu kencang. Kemudian datanglah Mbah Sumo yang merubah dan mengawali peradaban di Dusun Ngangin yang berarti angin.

Pada ujung Timur Desa Simoangin-angin, terdapat Dusun Pejagalan. Dari semua dusun, Pejagalan lah yang merupakan wilayah paling ditakuti dikarenakan keganasan dan kekejamannya. Menurut cerita dari sesepuh desa, setiap orang yang lewat pasti hilang. Sehingga hampir tidak ada orang yang berani untuk melewatinya. Lalu datanglah seseorang yang berani masuk dan bertampat tinggal, bernama Mbah Santri. Petilasan dan makamnya masih dilestarikan hingga kini. Dari situ dapat diketahui yang menghilangkan orang-orang adalah singa besar. Dengan ilmu bela diri dan kesaktian khas masyarakat Jawa zaman dahulu yang dimiliki oleh Mbah Santri, hewan buat tersebut berhasil diusir olehnya. Kemudian wilayah tersebut diberi nama Pejagalan.

Tidak berhenti sampai di situ, hewan buas yang diusir tersebut ternyata tidak kabur terlalu jauh dan mendiami sebuah pohon besar yang kondisinya sudah roboh dan posisinya melintang. Singa tersebut setiap harinya berada di pohon roboh yang melintang tersebut. Ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Mbah Santri kemudian mengusirnya lagi ke arah barat dan memastikannya telah berpindah sangat jauh ke arah Barat sana. Berangkat dari adanya pohon roboh yang melintang itu lah, nama Bendomlang diberikan.

Sama seperti pembabad alas dusun lainnya, makam dan petilasan Mbah Santri hingga kini masih diletarikan. Makamnya berada di dalam area makam Dusun Pejagalan, sedangkan petilasannya berada di Dusun Bendomalang.

Dengan latar belakang berupa hutan belantara yang berisi segala macam hewan dan misterinya, kini telah berdiri sebuah desa yang bernama Simoangin-angin. Terdiri dari Dusun Simo, Ngangin, Bendomalang, dan Pejagalan.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image